
GenPI.co Jateng - Greenpeace menyebut Jawa Tengah menjadi pusat perbudakan anak buah kapal (ABK).
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) mencatat pada kurun 2013-2021 memaparkan aduan ABK di Jawa Tengah sebanyak 308.
Angka tersebut tertinggi dibandingkan provinsi lain seperti di Jawa Barat ada 140 aduan dan Jatim di 23 aduan.
BACA JUGA: Kapal Wisata Dilarang Beroperasi di Danau Sendangsari Wonogiri
"Kekerasan terhadap ABK terus terjadi, tetapi perekrutan juga terus berjalan oleh perusahaan-perusahaan agensi," kata Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia Afdillah, di Semarang, Kamis (11/8).
Afdillah menyebut Jawa Tengah menjadi episentrum perbudakan ABK.
BACA JUGA: Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran 45 Kapal di Dermaga Batre
Menurut dia, persoalan perbudakan ABK Jawa Tengah sudah dalam tahap mengkhawatirkan.
Para ABK ini banyak yang menjadi korban kekerasan. Selain itu, banyak pula yang mengalami penahanan upah.
BACA JUGA: Begini Aksi Mengenang Tragedi Kapal Pengayoman IV yang Tenggelam
"Episentrum perbudakan ABK berada di Jateng karena korban paling banyak yang kami identifikasi berasal dari Jateng. Perusahaan yang merekrut juga banyak beroperasi di Jateng," papar dia.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Miris! Jawa Tengah Jadi Pusat Perbudakan ABK
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News