Gelombang Tinggi Bikin Ratusan Nelayan Semarang Pilih Tak Melaut

Gelombang Tinggi Bikin Ratusan Nelayan Semarang Pilih Tak Melaut - GenPI.co JATENG
Soni, nelayan Tambaklorok Semarang saat memperbaiki perahunya. (Foto: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com)

GenPI.co Jateng - Ratusan nelayan di Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, tak bisa melaut karena gelombang tinggi.

Selain itu, harga hasil tangkapan nelayan di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, terjun bebas.

Alhasil, banyak nelayan yang memilih tak melaut karena pengeluaran dan pendapatan tidak sebanding.

BACA JUGA:  Cuaca Buruk dan Berbahaya, Nelayan Pekalongan Pilih Tak Melaut

"Sejak Februari sudah sepi sampai sekarang, biasanya bulan itu penghasilan tinggi," kata salah satu nelayan, Abdul Rokha, Rabu (22/6).

Menurut dia, Februari hingga Juli ini sebenarnya sedang musim rajungan di Laut Jawa.

BACA JUGA:  Tarif Baru PNBP 10 Persen Merugikan Nelayan Pati

Namun demikian, mereka memilih tidak melaut karena tidak sesuai dengan harga hasil tangkapan nelayan dan pengeluaran bahan bakar.

Tidak hanya rajungan, harga tangkapan lainnya seperti udang juga menurun.

BACA JUGA:  Lestarikan Tradisi 4 Dekade, Nelayan Batang Bikin Lomba Dayung

Rokha menyebut harga setiap kilogram untuk udang hanya Rp 40.000, dibandingkan sebelumnya Rp 55.000/kg hingga Rp 65.000/kg.


Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Dampak Rob Semarang, Harga Tangkapan Laut Terjun Bebas, Nelayan Terpuruk

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya