Data waktu tidur dan bangun dikumpulkan selama lebih dari 7 hari menggunakan alat wrist-worn accelerometer.
Luaran yang dinilai adalah serangan jantung, gagal jantung, penyakit jantung iskemik, dan terjadinya stroke.
Hasilnya setelah diikuti selama 5,7 tahun, sebanyak 3.172 partisipan (3,6%) mengalami penyakit jantung.
BACA JUGA: Kemenangan di Laga Terakhir Bikin PSIS Makin Percaya Diri
Insiden tertinggi ditemukan pada kelompok yang mempunyai waktu tidur saat tengah malam (midnight) dan terendah ditemukan pada kelompok yang mempunyai waktu tidur antara jam 10.00 – 10.59 malam.
Dengan demikian, ada peningkatan risiko sebesar 25% untuk terjadinya penyakit jantung pada kelompok yang tidur saat tengah malam dibandingkan dengan kelompok kontrol.(*)
BACA JUGA: Waduh! Pohon Tumbang di Temanggung Bikin 2 Pengendara Luka-Luka
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News