
GenPI.co Jateng - Pasangan orang tua muda hari ini justru hambat pelestarian bahasa Ibu lantaran kerap memakai bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan anaknya.
Kondisi ini membikin upaya pelestarian bahasa Ibu hanya tinggal angan-angan saja.
Sebab, bahasa Ibu atau bahasa daerah kini sudah berada di ujung kepunahan dari paradoks di lapangan.
BACA JUGA: Yuk, Main ke Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe, Ini Lho Isinya
“Ada paradoks dalam kehidupan. Kita sering menggemborkan penggunaan bahasa lokal, tetapi komunikasi dengan anak-anak kita dengan Bahasa Indonesia,” kata Deputi 4 Kantor Staf Presiden RI Juri Ardiantoro, dikutip Brebeskab.go.id, Kamis (17/3).
Akibatnya potensi kepunahan bahasa-bahasa lokal itu ada.
BACA JUGA: Update Harga Minyak Goreng di Kota Semarang Hari Ini, Wajar
Bahasa Brebes-Tegal yang kondang dengan sebutan Ngapak, dipakai oleh penduduk di eks karesidenan Pekalongan dan Banyumas.
“Bahasa Indonesia memang tetap jadi bahasa persatuan dan kita semua pasti bisa. Tetapi bahasa lokal hendaknya jangan dilupakan,” ujar dia.
Untuk melestarikan bahasa lokal, dia meminta sekolah menyelenggarakan bahasa Brebesan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News