Pupuk Subsidi Langka? Begini Penjelasan HKTI

Pupuk Subsidi Langka? Begini Penjelasan HKTI - GenPI.co JATENG
Penyaluran pupuk subsidi. (Foto: HKTI)

GenPI.co Jateng - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai soal pupuk langka tidak tepat.

Wakil Ketua Umum DPP Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Didik Setiawan menjelaskan stok pupuk subsidi dari produsen sangat melimpah.

Didik membeberkan bukan stok pupuk yang langka melainkan masalah karut marut data petani serta problem distribusi di tingkat toko atau agen.

BACA JUGA:  Ganjar Buka Posko Layanan Pupuk Subsidi di 35 Daerah

Didik yang pernah menjadi pengurus di Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah menerangkan pupuk subsidi terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.

"Di Jateng 1 desa besar, terutama di Pantura, paling sebenarnya butuh urea 150 kg/hektar. Rata-rata satu desa bisa memiliki 80-100 hektar sawah, (pupuk subsidi) sebenarnya cukup," kata Didik, dalam rilis, Rabu (22/2).

BACA JUGA:  Pabrik Pengolahan Pupuk di Demak Terbakar, Ini Penyebabnya

Menurut dia, istilah kelangkaan itu muncul karena datanya tak jelas, terutama dari kelompok tani.

Misalnya jatah pupuk subsidi untuk 2023 diajukan pada 2022. Akan tetapi, setelah pupuk tersedia banyak yang tidak ditebus.

BACA JUGA:  Serapan Pupuk Bersubsidi di Boyolali Tak Maksimal, Kok Bisa?

Alhasil, toko kelimpungan karena uang harus berputar sehingga terpaksa menjual ke yang bukan haknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya