Serapan Pupuk Bersubsidi di Boyolali Tak Maksimal, Kok Bisa?

Serapan Pupuk Bersubsidi di Boyolali Tak Maksimal, Kok Bisa? - GenPI.co JATENG
Distributor pupuk bersubsidi penyerahan surat perjanjian jual beli (SPJB) 2022 kepada salah satu anggota kios pupuk lengkap (KPL) atau pengecer, di Boyolali, Jumat (28/1). (Foto: ANTARA)

GenPI.co Jateng - Serapan pupuk bersubsidi jenis urea di Kabupaten Boyolali hanya 79% pada 2021.

Serapan pupuk yang tak maksimal ini karena ada 21% petani yang belum memiliki kartu tani.

Kartu tani ini menjadi syarat utama petani untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.

BACA JUGA:  Kasus Aktif Covid-19 Boyolali 5 Orang, Seluruhnya Isolasi Mandiri

"Kartu tani masih menjadi kendala penyaluran pupuk subsidi Di Boyolali karena sebagian petani belum memiliki kartu tani," kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana, Dinas Pertanian Boyolali, Agus Pramudi, Sabtu (29/1).

Agus menjelaskan untuk mengatasi terkait petani yang belum memiliki kartu tani, maka pembelian dilakukan secara manual.

BACA JUGA:  Pemkab Boyolali Anggarkan Rp12,5 M untuk Rehab 1.000 RTLH

Pembelian kartu tani secara manual ini dilakukan pada November dan Desember 2021 lalu.

Sedangkan untuk 2022 pembelian dilakukan pada awal tahun.

BACA JUGA:  Stadion Kebogiro Boyolali Jadi Rujukan Pemkot Solok

Maka dari itu, jika ada yang mengatakan pupuk langka itu, salah. Hal ini karena para petani ini belum memiliki kartu tani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya