2. Kehilangan sirkuit kontrol diri
Sirkuit kontrol diri adalah sistem penyeimbang antara bagian otak limbik.
Hal ini memotivasi untuk mencari aktivitas yang menyenangkan dan bagian otak korteks prefrontal (PFC) yang membuat seseorang berpikir 2 kali sebelum terlibat dalam perilaku berisiko, seperti selingkuh.
Saat sirkuit kontrol diri seimbang, kontrol impuls memadai menghentikan seseorang dari berselingkuh.
BACA JUGA: Lesti Kejora Jadi Korban KDRT, Irfan Hakim: Banyak yang Bilang Rizky Billar Suka Selingkuh
Tetapi, ketika aktivitas PFC rendah, terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan seseorang menyerah pada keinginan impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya.
Studi pencitraan otak menunjukkan orang dengan aktivitas rendah di PFC lebih mungkin untuk bercerai.
BACA JUGA: Tanda-tanda Pasangan Sedang memikirkan Orang Lain, Bisa jadi Awal Perselingkuhan
Sebuah studi tahun 2019 menemukan pria dengan kadar testosteron tinggi lebih mungkin untuk melakukan perselingkuhan daripada pria dengan kadar testosteron yang lebih rendah.
Testosteron terlibat dalam suasana hati, motivasi, dan seksualitas.
4. Otak yang tidak setia itu berbeda
BACA JUGA: Ditanya Soal Selingkuh, Jawaban Luna Maya Bikin Kaget
Studi pencitraan otak menemukan otak seseorang yang setia berbeda dari yang selingkuh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News