Ini Tradisi Sadranan Jelang Ramadan, Konon Ada Sejak Majapahit

Ini Tradisi Sadranan Jelang Ramadan, Konon Ada Sejak Majapahit - GenPI.co JATENG
Sadranan di Keraton Kartasura. (Foto: Desty Luthfiani/GenPI.co)

Adapun Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, anak raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Akhirnya, tradisi nyadran berkembang hingga saat ini.

Masyarakat, khususnya dari suku Jawa masih menggelar tradisi tersebut untuk mengenang para leluhurnya.

BACA JUGA:  Begini Tradisi Sadranan di Keraton Kartasura Jelang Ramadan

"Jadi dari awal terus berkembang hingga masuk pada masa Islam. Hanya, tata caranya agak berbeda dengan tradisi pada masa awal, karena sekarang menyesuaikan dengan ajaran Islam, mungkin tata cara atau doanya," ungkap dia.

Tradisi nyadran dilaksanakan setiap Ruwah ini bermula saat masa Sultan Agung yang menetapkan tahun Jawa, yakni memadukan kalender Islam dan kalender Saka.

BACA JUGA:  Hidupkan Tradisi, Kecamatan Todanan Blora Bikin Gema Desa Mengaji

Dalam kalender Jawa tersebut, dijelaskan Surojo, ada 12 bulan. Salah satunya adalah Ruwah.

"Bulan ruwah kalau orang Jawa itu mengatakan untuk unggahan. Artinya menaikan doa kepada para leluhurnya," tutur dia.

BACA JUGA:  Tak Lagi E-Warong, Bansos BPNT Dibelanjakan di Pasar Tradisional

Adapun tradisi nyadran sebelum Ramadan konon sudah dimulai sejak era Kerajaan Mataram Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya