Klaten Terkenal dengan Gerabah Putaran Miring, Ini Asal-usulnya

Klaten Terkenal dengan Gerabah Putaran Miring, Ini Asal-usulnya - GenPI.co JATENG
Proses pembuatan gerabah menggunakan teknik putaran miring. (Foto: Diskominfo Klaten)

GenPI.co Jateng - Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten terkenal sebagai sentra produksi gerabah dengan teknik putaran miring.

Lazimnya pembuatan gerabah menggunakan teknik putaran datar atau horizontal.

Keunikan inilah yang membuat kawasan ini menjadi jujukan sejumlah peneliti dalam dan luar negeri.

BACA JUGA:  Terungkap! Ogah Turuti Perintah Bupati, ASN Banjarnegara Dimutasi

Ketua Desa Wisata Gerabah Melikan, Sumilih, menceritakan teknik berasal dari kebiasaan para pengrajin yang umumnya adalah perempuan.

Saat bekerja membikin gerabah mereka mengenakan kain jarik dan kebaya.

BACA JUGA:  Cuaca Hari Ini: Wilayah Jateng Didominasi Hujan Ringan

Demi menjaga kesopanan, perempuan Jawa dilarang membuka paha saat bekerja.

“Para perempuan ini menggunakan teknik putaran miring yang mengharuskan mereka duduk miring,” kata Sumilih dikutip Klatenkab.go.id, Senin (7/2).

BACA JUGA:  Begini Klaim Pemilik Bus Pariwisata yang Bawa Wong Sukoharjo

Secara ergonomis, teknik ini memberikan kemudahan bagi perempuan lantaran mereka tidak harus menekuk kakinya yang dibalut oleh jarik panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya