Dari data tersebut, PMA lebih mendominasi investasi di Jateng. Tercatat realisasi PMA Rp16,30 triliun, sementara realisasi PMDN Rp10,72 triliun.
Selain itu, Jepang menjadi negara yang paling banyak mendominasi investasi di Jateng.
PMA Jepang senilai 525.209,50 dolar AS (46,23%) dari total investasi di Jateng semester I 2022.
BACA JUGA: Investor Luar Tak Bisa Sembarangan di Desa Wisata Kaliangkrik
Selanjutnya adalah Korea Selatan dengan 166.410,10 dolar AS (14,65%), disusul dengan Singapura 85.183,70 dolar AS, Hongkong 60.850,40 dolar AS, dan China 54.790,20 dolar AS.
Ratna membeberkan beberapa alasan investor menanamkan modal di Jateng.
BACA JUGA: Wow! Jokowi: Investasi LG di KIT Batang Rp142 Triliun
“Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik, serta ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng,” imbuh dia.
Dari jumlah 116.067 orang yang terserap, PMA mendominasi dengan 68.041 orang. Sementara PMDN menyerap 48.026 orang.
BACA JUGA: Pertashop Jangkau 1.207 Titik di Jateng DIY, Begini Investasinya
Selain itu, Jateng didukung dua pelabuhan internasional dan dua bandara internasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News