Curah Hujan Masih Tinggi, 50% Tembakau di Temanggung Mati

Curah Hujan Masih Tinggi, 50% Tembakau di Temanggung Mati - GenPI.co JATENG
Petani Temanggung merawat tanaman tembakau di ladang. (ANTARA/Heru Suyitno)

GenPI.co Jateng - Tingkat kematian tanaman tembakau akibat cuaca di Temanggung bisa lebih dari 50% karena hujan masih berlangsung hingga Juni 2022.

Para petani pun terpaksa harus melakukan penyulaman terhadap tanaman tembakau yang mati.

"Sebagian wilayah di Temanggung masih berlangsung penanaman tembakau, namun bibit tembakau yang ditanam banyak yang mati karena hampir setiap hari terjadi hujan," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung Siyamin, Minggu (12/6).

BACA JUGA:  Begini Ritual Among Tebal Awali Musim Tanam Tembakau Temanggung

Menurut dia, tingkat kematian tanaman tembakau akibat cuaca bisa mencapai 50% lebih.

Siyamin menjelaskan tingginya curah hujan pada Juni ini kurang baik bagi tanaman tembakau yang baru ditanam.

BACA JUGA:  Semai Tembakau Lebih Awal, Petani Temanggung Berharap Harga Oke

Akibatnya, tembakau tidak bisa segera tumbuh, tetapi justru mati. Alhasil, petani harus menanam lagi bekas tanaman yang mati tersebut.

"Petani yang melakukan penanaman tembakau dengan sistem tumpangsari, khususnya dengan tanaman jagung masih lebih aman, karena tanaman jagung bisa melindungi bibit tanaman tembakau di bawahnya dari terpaan air hujan," papar dia.

Selain itu, petani di wilayah lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Gunung Prau tetap menanam tembakau di musim kemarau basah ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya