Belum Ada Kasus PMK di Solo, Ini Langkah Antisipatif Pemkot

Belum Ada Kasus PMK di Solo, Ini Langkah Antisipatif Pemkot - GenPI.co JATENG
Ilustrasi petugas memeriksa ternak sapi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). (Foto: ANTARA/Diskominfo Kabupaten Probolinggo)

"Persentase antarsapi 90%-100%, spesies lain sama. Tapi, ada subtipenya hanya menular angka spesies, tapi sapi kambing gitu,” imbuh dia.

Meskipun persentase penularan yang tinggi, namun angka kematian hewan yang terjangkit PMK rendah.

Hewan ternak terjangkit PMK jika mengalami gejala panas, kuku, dan mulut melepuh.

BACA JUGA:  Permintaan Susu Sapi dari Kudus Stabil di Tengah Maraknya PMK

"Cirinya air liurnya berlebihan, luka melepuh di mulut dan kuku, demam panas, kalau gejala sakit untuk menghubungi dinas peternakan,” tutur dia.

Menurut dia, PMK merupakan penyakit yang dulu pernah muncul dan menghilang.

BACA JUGA:  Kudus Terjunkan Tim Pantau Persebaran PMK

"Awal mula dari lalu lintas ternak ini muncul kembali karena pernah tahun berapa ya 1986/1996 saya lupa itu pernah. Ini muncul kembali, istilahnya penyakit lama yang muncul kembali. Bukan penyakit baru," kata dia.

Di samping itu, pihaknya juga melakukan pencegahan.

BACA JUGA:  Antisipasi PMK, Polsek Bojongsari Purbalingga Cek Peternakan Sapi

Misalnya, tidak mendatangkan sapi baru ke kandang. Selain itu, pakan juga harus berasal dari lingkungan sekitar.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya