
GenPI.co Jateng - Warga Jawa Tengah diminta mewaspadai dampak kekeringan pada puncak musim kemarau yang dibarengi dengan fenomena El Nino.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan kondisi puncak musim kemarau 2023 diprediksi akan lebih kering daripada tahun sebelumnya yang tidak dibarengi dengan El Nino.
"Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng," kata dia, Kamis (3/8).
BACA JUGA: BMKG: Intensitas Hujan di Jawa Tengah Bagian Selatan dan Pegunungan Tengah Mulai Berkurang
Teguh menjelaskan berdasarkan prediksi BMKG, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.
Selain itu, BMKG memprediksi nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dari Agustus hingga Desember 2023 berkisar 0,61-1,49 atau masuk kategori positif.
BACA JUGA: BMKG: Waspada Hujan Ringan hingga Lebat di Jawa Tengah Bagian Selatan
Kondisi ini berdampak pada berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.
"Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dengan atmosfer di Samudra Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai atau selisih suhu permukaan laut antara pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatra. Perbedaan nilai anomali suhu permukaan laut itu disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI)," papar dia.
BACA JUGA: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Jawa Tengah
Menurut dia, DMI dianggap normal ketika nilainya berkisar negatif 0,4 hingga positif 0,4.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News