Waduh! BPS dan BKKBN Beda Angka Soal Kemiskinan Ekstrem di Semarang

Waduh! BPS dan BKKBN Beda Angka Soal Kemiskinan Ekstrem di Semarang - GenPI.co JATENG
Para peserta rapat persiapan forum konsultasi publik (FKP) registrasi sosial ekonomi (regsosek) di Semarang, Kamis (27/4). (Foto: ANTARA/Pemkot Semarang)

Heroe mencontohkan pengecekan acak untuk tingkat kemiskinan ekstrem dilakukan Dinsos Kota Semarang di beberapa Kecamatan, seperti Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, dan Semarang Barat.

Di beberapa kecamatan, ada warga yang masuk data kemiskinan ekstrem ternyata sudah bekerja atau memiliki usaha.

Namun demikia, rata-rata pengeluaran mereka sekitar Rp30.000-Rp 50.000 per hari.

BACA JUGA:  Waduh! Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Semarang Naik Jadi 4,5%

Artinya, mereka tidak layak masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem karena pengeluaran harian mereka sudah lebih dari Rp10.000.

"Mereka sudah punya pekerjaan. Ada yang jadi sekuriti, usaha laundry, penjahit, dan lain-lain. Mereka tidak layak dikatakan kemiskinan ekstrem. Pengeluarannya (harian) juga lebih dari Rp10.000,” papar dia.

BACA JUGA:  Soal Data Kemiskinan, Ganjar Beri Waktu 7 Hari ke Kepala Daerah

Heroe menduga kemiskinan ekstrem justru banyak dialami oleh kalangan lansia yang mayoritas sudah tidak berdaya dan lebih banyak bergantung pada orang lain.(ant)

Video viral hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya