GenPI.co Jateng - Angka kemiskinan ekstrem di Kota Semarang perlu divalidasi dan diverifikasi menyusul adanya perbedaan data yang mencolok.
Ada perbedaan data angka kemiskinan ekstrem di Kota Semarang antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kepala Dinsos Kota Semarang Heroe Soekendar mengatakan kemiskinan ekstrem di Semarang menurut BPS masih tersisa 0,04% atau sekitar 6.800 kepala keluarga.
BACA JUGA: Waduh! Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Semarang Naik Jadi 4,5%
Angka ini berbeda dengan data BKKBN yang menyebut angka kemiskinan ekstrem di wilayah ini ada 21.000 kepala keluarga.
"Adanya perbedaan data sebenarnya menyulitkan. Ada beberapa data yang harus diverifikasi lagi. Dari beberapa tempat yang sudah kami lakukan sampling ternyata tidak sebanyak itu yang kami temukan," kata dia, Jumat (28/4).
BACA JUGA: Soal Data Kemiskinan, Ganjar Beri Waktu 7 Hari ke Kepala Daerah
Heroe membeberkan perbedaan data tersebut perlu divalidasi di lapangan.
Pihaknya mengakui kemiskinan ekstrem di Kota Semarang memang ada.
BACA JUGA: Atasi Kemiskinan Ekstrem di Pemalang, Ganjar Gandeng Perusahaan Buka Ratusan Lowongan Pekerjaan
Akan tetapi, jumlahnya dimungkinkan tidak sebanyak data yang ada, diperkuat dengan hasil pengecekan acak di beberapa kecamatan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News