GenPI.co Jateng - Bagian kepala PNS Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetijo, yang menjadi korban pembunuhan belum ditemukan sampai saat ini. Kemungkinan bagian tubuh ini dibawa binatang liar.
Meskipun begitu, jajaran kepolisian terus melakukan pencarian dengan metode penyisiran dari tim gabungan yang melibatkan tim SAR dan relawan serta mengerahkan anjing pelacak atau K-9 di kawasan Pantai Marina Kota Semarang.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pencarian bagian kepala milik PNS Bapenda Kota Semarang itu masih berlanjut.
"Nggih (iya) belum ketemu," kata Kapolrestabes, Kamis (29/9).
Tak cuma mencari bagian tubuh korban yang belum ketemu, pihaknya juga meningkatkan perburuan pelaku pembunuhan.
"Betul (pencarian pelaku juga seiring dengan pencarian bagian tubuh yang belum ketemu)," imbuh dia.
Adapun bagian tubuh yang hilang dari PNS Semarang ini adalah kepala, kaki kanan, dan tangan kanan.
Di sisi lain, pihaknya memastikan kasus pembunuhan terhadap Iwan Boedi tidak ada unsur mutilasi.
Direskrimum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro menyebut tidak ada tanda-tanda kekerasan akibat benda tajam layaknya kasus mutilasi.
Hal ini terbukti dari tidak ada luka di tulang korban pembunuhan ini.
"Tidak ada bekas-bekas seperti benda tajam dan sebagainya. Biasanya kalau korban mutilasi ada bekas di tulang dan lain-lain," papar dia.
Menurut dia, proses penyelidikan belum berhenti. Pihaknya berusaha membuka kasus tersebut secara terang benderang.
"Kalau sampai saat ini belum ditemukan bagian tubuh seperti kepala kemungkinan dibawa binatang," ungkap dia.
Asumsi ini berdasarkan daerah lokasi penemuan jasad Iwan Boedi merupakan belantara rumput ilalang yang sering ditemukan binatang liar seperti biawak.
Seperti diketahui, sebelum dikabarkan hilang Iwan Boedi seharusnya menjadi saksi klasifikasi dugaan kasus korupsi hibah 8 bidang tanah dari Perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) yang dikelola PT Karyadeka Alam Lestari kepada Pemerintah Kota Semarang.
Lokasi tanah yang dimaksud berada di Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Peristiwa penyalahgunaan hibah tersebut terjadi pada 2010 silam. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News