Isi Piringku ini adalah 50% isinya buah dan sayur, sementara 50% lainnya merupakan karbohidrat dan protein.
Harapannya, para siswa ini bisa membawa bekal makan sehat.
“Jadi harapannya tidak ada lagi yang membawa bekal seperti nasi dan mie atau nasi dan telur saja tanpa sayur. Harus lengkap sesuai dengan Isi Piringku,” papar dia.
BACA JUGA: Waduh! Tlogosari Semarang Banjir, Ini Penyebabnya
Selain itu, detektif pangan ini dibekali teori penyusunan menu B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman).
Detektif pangan juga bisa melakukan pengawasan terhadap jajan atau makanan yang dijual di lingkungan sekolah.
BACA JUGA: Langganan Banjir, Warga Perumahan Dinar Indah di Semarang Akan Direlokasi
Misalnya, jika ada jajan yang mencurigakan, detektif pangan bisa langsung menyampaikan kepada guru dan kemudian dikomunikasikan dengan Dinas ketahanan pangan.
Adapun detektif pangan ini baru diterapkan di SD Negeri Lamper Kidul 02.
BACA JUGA: Buka di CFD! Ini Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling Semarang
Dia menargetkan detektif pangan akan dikembangkan di seluruh SD Negeri di Kota Semarang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News