GenPI.co 
Menurutnya, dengan teh yang di-blend menghadirkan selling poin yang unik dan menjadi daya atraktif bagi pasar yang disasar.
Oleh karena itu, teh yang di-blending disebut Artisan Tea. Artisan dalam hal ini adalah sebuah karya yang dibuat dengan pemahaman tinggi dan memiliki nilai seni sehingga menghadirkan suatu kualitas yang tinggi dan dapat dibanggakan serta berbasis sains.
Untuk pasar, pihaknya fokus di dalam negeri dengan memasarkan secara business to business ke kafe-kafe. Kendati demikian, Sila sudah diekspor ke Turki, Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Australia.
BACA JUGA: Kepercayaan Investor Terus Meningkat, BRI Raih Penghargaan Saham Terbaik Big Cap Sektor Keuangan
Adapun dalam pengembangan usaha, Redha menyebut pihaknya sempat mendapatkan insentif permodalan dari pemerintah serta dari BRI.
“Kami ini perusahan inovasi dan edukasi. Kami berharap bisa memberdayakan tea preneur baru untuk membuka tea bar. Tea bar ini yang disukai biasanya sama anak muda. Mini saja tapi fancy. Saya ingin dengan BRI itu bisa menggandeng barengan untuk pemberdayaan itu dan multiply tea preneur baru-baru ini,” imbuhnya.
BACA JUGA: Dukung Pembiayaan Petani, BRI Kolaborasi dengan Syngenta Indonesia Lewat CENTRIGO™ Farming Ecosystem
Redha pun mengaku, pada 2022 atau di tahun keempatnya bisnis Sila menunjukan kemajuan yang sangat cepat. Sebab di kala pandemi development Sila cukup masif.
Untuk itu, langkah strategis ke depan dalam pengembangan Sila, pihaknya sedang meningkatkan kapasitas produksi.
BACA JUGA: Dirut BRI Ungkap Komitmen BRI Berikan Dividen Optimal Kepada Pemegang Saham
Sila juga membangun tim penjualan yang kuat untuk mencari sebanyak-banyaknya distributor dan reseller. Saat ini, Sila diperkuat dengan 4 distributor di Medan, Manado, Serpong dan Palangkaraya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
