
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengungkapkan di samping pertumbuhan laba BRI yang signifikan, fundamental BRI juga semakin sehat dan kuat dengan meningkatkan pencadangan yang cukup.
BRI juga mampu menekan NPL turun menjadi 3,09 persen per akhir Maret 2022 atau turun 21 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Di samping itu, sustainability pertumbuhan bisnis BRI juga dapat terjaga dengan pertumbuhan kredit diatas rata-rata industri perbankan nasional.
BACA JUGA: Majukan Perajin, BRI Sediakan Link UMKM di Grebeg Batik Indonesia
“Penyaluran kredit BRI mampu tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp.1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65 persen”, ungkapnya.
Sebagai bagian dari transformasi struktur liabilitas, BRI juga semakin efisien dalam menjalankan operasional bisnisnya.
BACA JUGA: Mantap! BRI Cetak Laba Rp12,22 Triliun Pada Kuartal I 2022
Hal ini tidak lepas dari keberhasilan perseroan meningkatkan proporsi dana murah (CASA) dalam komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI yang mana secara year on year meningkat sebesar 15,99 persen.
BACA JUGA: Kepercayaan Investor Meroket, Saham BBRI Sentuh All Time High
Apabila diperrinci, Giro tercatat tumbuh 30,86 persen dan Tabungan tumbuh 10,17 persen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News