
GenPI.co Jateng - Desa tanggap bencana yang dibangun harus menerapkan data sains yang dipadu dengan kearifan lokal.
Kearifan lokal ini dimiliki masyarakat sejak lama mengenai daerahnya yang berada di zona rawan bencana.
“Tinggal data sains ini kita gabungkan, kolaborasi sehingga mereka bisa berjalan," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dikutip Antara, Selasa (26/4).
BACA JUGA: 8.000 Liter Minyak Goreng Curah Murah Masuk Kudus
Ganjar berpendapat, masyarakat memiliki kemampuan membaca tanda alam melalui kearifan lokal yang dimilikinya.
Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi misalnya memahami tanda-tanda yang akan terjadi.
BACA JUGA: Pemudik Mulai Meningkat, Daop 4 Catat 10.345 Penumpang Per Hari
Mereka pun menginformasikan tanda-tanda bahaya ini kepada warga lain juga dengan kearifan lokal misal berupa kentongan.
Pengetahuan berbasis kearifan lokal ini kemudian dipadu dengan data sains dalam pengambilan keputusan.
BACA JUGA: Sebelum Mudik Lebaran, Isi eHAC Dulu, Kata Dokter
Apabila sudah terbangun, kapasitas respons warga diperkuat melalui latihan dan simulasi kebencanaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News