
Saat ini, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang memiliki kurang lebih sekitar 30 anggota yang berada dalam satu kawasan kampung tersebut.
“Dulu para perajin kalau punya barang kan langsung dibawa ke pasar untuk dijual, tapi tidak ada patokan harga sehingga terkadang mendapatkan harga yang kurang pantas. Ya memang itu jadi tantangan usaha kecil seperti ini. Dengan adanya klaster, kita jadi bisa naik kelas, punya daya jual yang sesuai dengan kualitasnya sehingga membantu kesejahteraan anggota juga.” lanjut Udin.
Naik Kelas Berkat Bantuan BRI
BACA JUGA: Program Relawan Bakti BUMN 2024, BRI Ajak Relawan Berjelajah di Desa BRILiaN
Seiring berjalannya waktu, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang semakin berkembang dan dikenal banyak orang. Usaha mereka pun naik kelas berkat bantuan yang diterima dari BRI sejak tahun 2017.
“Jadi saat itu kami mendapatkan bantuan penataan lingkungan terlebih dulu. Wilayah Tuan Kentang saat itu kan sudah jadi destinasi wisata, tapi dari sisi lingkungan masih belum tertata. BRI membantu menata dan mempercantik lingkungan dengan menambahkan mural, sehingga jadi lebih bersih dan indah supaya menarik perhatian wisatawan yang berkunjung,” ceritanya kemudian.
BACA JUGA: Melalui Platform Pemasaran Digital, BRI Dorong Pemasaran Aset Bermasalah
Selain itu, BRI juga memberikan bantuan berupa alat-alat yang mendukung produktivitas perajin. “Alat-alat yang sekiranya sudah nggak layak kami ganti berkat bantuan dari BRI,” lanjut Udin.
Soal permodalan pun tak ketinggalan, jika ada anggota yang membutuhkan tambahan modal bisa mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
BACA JUGA: Usaha Bakpia Mendapat KUR BRI, Jadi Tempat Oleh-Oleh Favorit di Yogyakarta
Berkat dukungan dari BRI pula, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang dapat melakukan pelatihan dan pemberdayaan anak muda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News