Tren Baju Baru Saat Lebaran Picu Lonjakan Sampah Fesyen

Tren Baju Baru Saat Lebaran Picu Lonjakan Sampah Fesyen - GenPI.co JATENG
Pakar lingkungan Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Prabang Setyono. (Foto: Humas UNS Solo)

Penambahan baju juga mendorong peningkatan sampah fesyen di masyarakat.

Sebagai solusinya, Prabang mendorong agar masyarakat menerapkan ekonomi sirkular yakni dengan menyalurkan baju-baju layak pakai yang hanya kekecilan atau modenya ketinggalan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Model ini dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang membuat baju bekas ini menjadi tumpukan sampah.

BACA JUGA:  Puskesmas Ogah Pinjami Ambulans, Warga Klaten Meninggal Dunia

“Baju layak pakai untuk didistribusikan ke masyarakat pengguna lain agar penggunaannya berkelanjutan atau sustainable,” ujar dia.

Apabila baju ini memang betul-betul tidak layak pakai, baru dijual kepada produsen yang memanfaatkan limbah fesyen misal untuk isian sofa atau bantalan.(*)

BACA JUGA:  Waduh! Pratama Arhan Batal Ikut SEA Games, Ini Alasannya

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya