Bagaimana pun mengenalkan bola kepada anak-anak juga bagian dari regenerasi.
“Yo ra popo (ya tidak apa-apa). Ke depan anak-anak itu bisa jadi penerusnya jadi penonton lebih baik, jadi suporter lebih baik, mungkin jadi pemain bola yang lebih baik, jadi owner klub yang lebih baik. Kan ada sisi pembelajarannya,” ungkap Gibran.
Di sisi lain, Gibran akan menyampaikannya langsung kepada penyelenggara kompetisi sepak bola Indonesia (PT LIB).
BACA JUGA: Piala Dunia U-20 Terancam Batal Pascatragedi di Kanjuruhan, Gibran Ngaku Pasrah
"Persoalan waktu pertandingan sudah lama diprotes, salah satunya Presiden Persebaya Surabaya Azrul Ananda. Ini harus jadi perhatian," kata dia.
Seperti diketahui, salah satu penyebab tragedi Kanjuruhan adalah pertandingan yang digelar terlalu malam pada Sabtu (1/10) mulai pukul 20.30 WIB.
BACA JUGA: Pascatragedi di Kanjuruhan, Ganjar Gagas Pertemuan Suporter Sepak Bola di Indonesia
Sebelumnya, Gibran melalui akun twitternya @gibran_tweet mempertanyakan alasan pemilihan waktu pertandingan sepak bola pada malam hari.
“Pertandingan bola jam 20.30 kuwi idene sopo to?,” cuit dia.
BACA JUGA: Tetap Datangi Stadion Jatidiri, Suporter PSIS Semarang Gelar Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan
“Bengi men. Lha opo panpel karo wasite meh nonton ikatan cinta sek to?,” cuit Gibran lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News