
Para pemain ini bahkan sempat ikut membantu menyelamatkan korban meskipun gagal dan meninggal di depan mata mereka
"Saya bisa merasakan bagaimana perasaan mereka yang begitu dekat dengan kejadian, sungguh berat. Ini tragedi besar," ungkap dia
Fortes juga menyoroti banyaknya anak-anak dan perempuan ikut menjadi korban. Ada pula 1 keluarga tewas karena tragedi ini.
BACA JUGA: Piala Dunia U-20 Terancam Batal Pascatragedi di Kanjuruhan, Gibran Ngaku Pasrah
"Sepak bola harusnya terbuka bagi semua orang. Namun, apabila melihat korban yang kemarin, saya sungguh prihatin," tutur dia.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC lawan Persebaya Surabaya.
BACA JUGA: Pascatragedi di Kanjuruhan, Ganjar Gagas Pertemuan Suporter Sepak Bola di Indonesia
Awal kericuhan ini disebabkan oleh kekecewaan Aremania, suporter Arema FC, karena timnya kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Suporter yang kecewa turun ke dalam lapangan dan menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif.
BACA JUGA: Tetap Datangi Stadion Jatidiri, Suporter PSIS Semarang Gelar Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan
Polisi lalu menembakkan gas air mata untuk meredakan kemarahan suporter. Akibatnya, banyak penonton mengalami sesak napas akibat gas air mata.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News