GenPI.co Jateng - Paguyuban pedagang kaki lima (PKL) digandeng Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang demi mendorong perekonomian daerah di masa pandemi Covid-19.
Pandemi berdampak besar pada perekonomian masyarakat.
Adalah PKL yang juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor terdampak sekaligus pengungkit ekonomi Kota Semarang.
“Kawan-kawan PKL adalah mitra Pemerintah Kota Semarang, karena mereka adalah salah satu yang mampu mengungkit ekonomi di Kota Semarang," tutur Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dikutip semarangkota.go.id, Sabtu (11/12).
Menurut dia, Pemkot Semarang terus berupaya mendorong kebangkitan ekonomi di wilayahnya.
Salah satu caranya adalah mendukung PKL yang juga UMKM supaya tumbuh dan berkembang.
Bagaimana pun saat pandemi banyak perusahaan yang tutup sehingga berdampak adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Mereka kemudian banyak yang membuka usaha menjadi PKL setelah mengalami PHK.
Namun demikian, PKL ini mesti memiliki wadah agar terjalin komunikasi baik dengan pemerintah setempat.
Misalnya, sosialisasi terkait penegakan aturan hingga ketertiban wilayah.
“Kami meyakini sekali PKL mitranya pemerintah. Tapi, kenapa kadang dilakukan penertiban. Dari situ perlu dipahami, di titik mana kebijakan pemerintah dan di titik mana keinginan masyarakat mencari uang lewat PKL," papar dia.
Menurut dia, dengan komunikasi yang baik, maka berbagai persoalan bisa dipecahkan.
Dirinya juga menyampaikan segala hal yang menjadi kendala supaya dapat Sementara itu, Ketua Aliansi Paguyuban PKL Minggu Pagi, Pringgo Sutjahyo Tunggal Rino, mengatakan ada 12 kelompok paguyuban PKL Minggu Pagi dengan sebanyak 6.000 pedagang.
"Dengan pengukuhan ini kami bertujuan untuk menambah persaudaraan di antara pedagang kaki lima, dan kita akan bersinergi serta mendukung program pemerintah,” jelas dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News