GenPI.co Jateng - Klaster sekolah Covid-19 di Kota Semarang ditemukan ada sebanyak 76 kasus.
Sebanyak 76 orang yang positif Covid-19 ini terdiri dari siswa dan guru di jenjang pendidikan SMA dan SMK.
"Di SD ada tapi yang paling banyak di SMK dan SMA. Oleh karena itu, kami berembug dengan Pak Wali untuk menutup pembelajaran tatap muka selama 2 minggu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, dikutip ayosemarang.com, Selasa (8/2).
Hakam menjelaskan jumlah siswa dan guru yang terpapar Covid-19 bervariasi.
Menurut dia, ada 1 sekolah yang positif Covid-19 1-2 orang, tetapi ada pula yang lebih dari 10 kasus.
Di sisi lain, kasus Covid-19 ini tidak semuanya tertular dari sekolah.
Akan tetapi, mereka ada pula yang tertular dari anggota keluarga.
"Baru bisa dikatakan klaster sekolah kalau ada yang kontak erat dalam satu kelas. Nah itu baru bisa dikatakan klaster sekolah," papar dia.
Dinkes juga rutin melakukan random sampling, bahkan sejak bulan September sampai Januari dan salah satunya di sekolah.
"Dari 330 sampel WGS yang sudah diperiksa Labkes provinsi, 175 Omicron itu akhir Desember sudah mulai muncul sampai Februari, sisanya Delta. Tapi, ini memang pengambilan sampel dari September. Sampai November variannya masih Delta, namun bergeser ke Desember-Januari Omicronnya sudah banyak," ungkap dia.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) untuk melakukan penyegaran dan evaluasi kembali pelaksanaan PTM, utamanya penerapan SOP Prokes di sekolah.
"Kami turut meminta agar ada penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah dan dipastikan air di wastafel mengalir atau tidak, tempat duduk sudah berjarak 1,5 meter atau belum dan lain-lainnya,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News