GenPI.co Jateng - Realisasi kebutuhan uang di Solo Raya jelang Lebaran mencapai Rp 4 triliun. Angka ini baik diambil langsung dari Bank Indonesia maupun transaksi uang kartal antarbank.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo.
Di sisi lain, permintaan pecahan Rp 5.000 selama masa penukaran uang pada Ramadan ini melonjak signifikan.
Joko memperkirakan total permintaan uang dari BI Solo sebesar Rp6,09 triliun.
"Prediksinya, puncak outflow terjadi 4 hari lagi. Akan meningkat pesat. Sebab akhir pekan ini THR di perusahaan-perusahaan sudah cair," kata dia saat media gathering pada Kamis (13/4).
Joko memprediksi perputaran uang selama periode Ramadan dan Lebaran di Solo sebesar Rp 6 triliun.
Rinciannya, dari BI Solo sebesar Rp 4,1 triliun dan Sisanya, sebesar Rp 1,9 triliun dari antarbank.
Sedangkan realisasi outflow dari transaksi antarbank per 12 April 2023, sebesar 65% atau senilai Rp 1,3 triliun.
Dengan demikian, realisasi outflow periode Ramadan saat ini sudah mencapai 65%.
"Kami optimistis kebutuhan uang baru masyarakat periode Ramadan dan Lebaran tahun ini cukup, tidak kurang. Problemnya, peminat pecahan kecil sangat banyak. Khususnya pecahan Rp 5.000. Permintaannya 25%, terbesar dari realisasi Rp 2,6 triliun," ungkap dia.
Joko menilai permintaan pecahan Rp 5.000 paling banyak karena bentuk dan warnanya yang menarik.
Seperti diketahui, pecahan uang Rp 5.000 menggunakan uang emisi baru.
“Selain pecahan Rp 5.000, pecahan Rp 2.000 juga banyak dicari. Kontribusinya sebesar 22%, kemudian pecahan Rp 10.000 sebesar 19%," papar dia.
Di sisi lain, proyeksi perputaran uang tahun ini meningkat dibandingkan dengan periode Ramadan dan Lebaran tahun lalu.
Peningkatan ini terjadi karena banyaknya pemudik yang diprediksi akan datang ke Solo Raya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News