GenPI.co Jateng - Mengelola stres dan berpikir positif ternyata sangat penting untuk membantu mencegah insomnia atau gangguan tidur.
Dokter spesialis penyakit dalam M Syah Abdaly mengatakan stres tidak bisa dihindari dan tidak mudah selalu berpikiran positif.
Maka dari itu, mengelola stres sangat dibutuhkan agar tidur tidak terganggu.
“Kuncinya positive thinking, kalau kita pikiran negatif melulu akan kebawa dalam emosi sehingga menyebabkan kita menjadi berdebar-debar dan susah tidur,” kata dia, Kamis (17/11).
Menurut dia, salah satunya dengan konsultasi ke psikolog atau psikiatri untuk membantu masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
Di sisi lain, masalah kejiwaan seperti gangguan kecemasan atau depresi juga bisa menyebabkan insomnia.
Mengidentifikasi penyebab insomnia dibutuhkan agar pasien bisa mendapat terapi yang baik dan mengubah perilaku serta kognitif pasien untuk mengatasi masalah tidur.
“Karena nanti ending-nya orang yang suka insomnia pengobatannya adalah bukan obat tidur, pengobatannya adalah mengobati penyebabnya. Jadi bukan semata-mata susah tidur dikasih obat tidur,” papar dia.
Selain itu, biasanya lansia banyak yang mengalami gangguan tidur, dan wanita lebih rentan terkena insomnia dibanding dengan laki-laki.
Adanya penyakit komorbid seperti obesitas, jantung, stroke, paru-paru kronis karena merokok dan konsumsi obat-obatan juga menjadi penyebab terjadinya insomnia.
Abdaly menyarankan untuk menjalani pola hidup sehat demi mengurangi dan mencegah insomnia.
Salah satunya mengonsumsi buah-buahan, madu, teh seperti chamomile, biji pala, dan kacang almon.
“Ada buah-buahan yang berhubungan dengan meningkatnya hormon melatonin yang membantu kita untuk tidur contoh nanas, kiwi, jeruk itu ternyata cukup membantu untuk kita tidur,” imbuh Abdaly.
Pencegahan insomnia lainnya bisa dengan olahraga 4-6 jam sebelum tidur.
Orang yang berolahraga siklus tidurnya lebih baik dibandingkan dengan yang tidak pernah olahraga.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News