Semula Terjerat Utang, Pemuda Magelang Ini Sukses Bisnis Budi Daya Anggrek

23 Agustus 2022 11:00

GenPI.co Jateng - Pemuda asal Dusun Godegan, Desa Jamuskauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, sukses membudidayakan bunga anggrek berbagai jenis.

Kini pemuda bernama Boby Purnomo ini bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan dari hasil bisnis anggreknya.

Boby bercerita awal mula menekuni budi daya tanaman anggrek ini karena terjerat utang hingga Rp 30 juta.

BACA JUGA:  Begini Kisah Sukses Vania Buka Usaha Fesyen Ramah Lingkungan

Setelah kerja keras, Boby bisa melunasi utang yang membengkak menjadi Rp 100 juta.

"Iya bayar hutang benar-benar dari anggrek," kata Boby, dikutip beritamagelang.id, Selasa (23/8).

BACA JUGA:  Hobi Tanaman Hias Sukses Datangkan Cuan Bagi Syaiful Ahsani

Boby mengaku masa pahit itu dijalaninya dengan menekuni budi daya tanaman hias.

Meski usaha ini awalnya tidak terlalu bagus, tetapi dia jadi mengenal anggrek.

BACA JUGA:  Jadi MUA Sejak Remaja, Annisa Sukses Biayai Kuliah dan Beli Mobil

Dari sebuah acara pertemuan sesama pembudi daya tanaman hias Boby mulai mengenal lika liku usaha budi daya tanaman anggrek.

"Sekitar tahun 2012 mulai nakal di anggrek. Tahun 2013 mulai jualan," tutur sarjana ilmu komputer ini.

Saat awal usaha, dia tidak punya banyak modal. Maka dari itu, dia berburu tanaman ke hutan-hutan di sejumlah daerah seperti Purworejo, Wonosari, Gunung Kidul dan sebagainya.

Kegiatan itu dilakukan bersama sahabatnya, Haryoto. Seiring berjalannya waktu, keduanya memahami usaha budi daya anggrek.

"Itu proses belajar dan proses jual beli setelah bertemu teman dan diarahkan. Dulu modalnya Rp100.000 untuk beli 3 pot anggrek, 2 saya jual dan hasil jualan untuk beli lagi dapat tiga pot dan seterusnya. Beberapa diperbanyak," papar Boby.

Boby lalu membudidayakan anggrek sendiri dan menularkan ilmunya ke pemuda di desanya.

Ratusan jenis tanaman anggrek yang dibudidayakan Boby di antaranya adalah sripatum splash, mangosteen, Indonesia Raya, inobi splash, king dragon, dan lainnya.

Boby pun menjual anggrek-anggreknya melalui media sosial. Pelanggannya datang dari berbagai daerah hingga ke luar Jawa.

Harga anggreknya bervariasi Rp 5 juta - Rp 10 juta tergantung kesulitan budi daya dan langka jenis di pasaran.

Andalannya adalah spesies anggrek alam langka, yakni anggrek besi asal Papua.

Anggrek besi atau dendrobium filopupaphen ini kemudian dipilih jadi logo kebunnya.

"Harga jualnya juga stabil di atas antara Rp 100.000/bibit dan Rp 2,5 juta yang berbunga, remaja bisa Rp 500.000," ungkap dia.

Kini Boby dapat meraup omzet sekitar Rp 30 juta rupiah per bulan.

Dia juga menularkan ilmunya ke pemuda lain di desanya. Kini tak kurang 5 green house dengan 21 orang pemuda bergabung dalam kelompok tani anggrek bernama Mekruk yang artinya mekar kemruyuk.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG