Sstt! Anak-Anak Juga Rentan Alami Gangguan Mental, Ini Tandanya

21 Juli 2022 09:00

GenPI.co Jateng - Gangguan mental seperti frustrasi dan depresi tak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Maka dari itu, butuh peran orang tua dalam membentuk mental serta kepribadian anak.

Psikiater RS JIH Solo, Afinia Permanasari, mengatakan jiwa yang sehat ditandai dengan selarasnya pikiran, perasaan, dan perilaku.

BACA JUGA:  Kurang Perhatian Orang Tua Picu Depresi Anak, Ini Solusinya

Hal itu menumbuhkan tanggung jawab dan perasaan bahagia.

Gangguan mental pada anak banyak macamnya, bisa emosional, gangguan konsentrasi, depresi, afektif bipolar, skizofrenia. Di tahap yang berat, depresi disertai ide untuk bunuh diri, serta gangguan kecemasan,” kata dia, dikutip jatengprov.go.id, Kamis (21/7).

BACA JUGA:  Begini Cara Menangani Tantrum pada Anak

Menurut dia, jika anak mengalami gangguan mental diindikasikan dengan beberapa tanda.

Di antaranya gangguan konsentrasi, tidak ada kontak mata, tidak acuh, tidak ada empati, hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

BACA JUGA:  Kisah Sukses Lulusan SMKN Jateng di Jepang, Bisa Modali Orang Tua

“Kesehatan mental anak sangat bergantung pada pola pengasuhan orang tua,” imbuh Afinia.

Dia pun mengajak orang tua agar senantiasa mengikuti teori tumbuh kembang anak.

Dengan begitu, orang tua bisa mengerti tentang seluk beluk pertumbuhan mental anak.

Selain itu, orang tua mengerti tentang pola komunikasi kepada anak.

“Penting menjaga kesehatan mental, karena itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Ketidaksehatan mental terjadi karena stres yang menimbulkan hormon stres atau kortisol,” papar dia

Adapun caranya dengan menciptakan suasana aman dan nyaman di rumah.

Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo menambahkan kesehatan mental merupakan sesuatu yang bisa dipelajari.

Menurut dia, penanaman pola asuh berawal dari keluarga.

Pola asuh kini semakin berkembang, maka orang tua wajib memiliki pengetahuan akan hal ini.

“Didiklah anak sesuai zaman. Tidak bisa lagi dibandingkan dengan pola pendidikan dulu dan sekarang. Kalau pola anak dulu harus nurut orang tua, sekarang di era sosmed, tantangannya berbeda,” tutur Atikoh.

Dia juga menekankan pentingya pendidikan pola asuh pada TP PKK dan kader di Jateng.

Atikon menjelaskan sekarang ini bagaimana orang tua bisa dijadikan tempat untuk curhat bagi anak.

“Tidak hanya mengelola kesehatan fisik, tapi juga mengelola stres. Bagaimana orang tua itu belajar mendampingi anak, pola komunikasi berkembang,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG