Kisah Ngatman Asal Blora, Dalang Sepuh Jadi Perajin Wayang Kulit

21 Juli 2022 04:00

GenPI.co Jateng - Di usianya yang sudah 77 tahun, Ngatman, warga Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, ini masih terampil memainkan sungging untuk membuat hiasan dinding wayang kulit.

Berbekal keterampilan yang dimiliki sejak remaja, Ngatman masih berkarya dan menerima pesanan hiasan dinding wayang kulit, sesuai tokoh dan karakter pewayangan.

“Saya belajar dan bisa membuat wayang ini sejak remaja sampai sekarang. Saya terima pesanan, atau memperbaiki wayang kulit,” kata Ngatman, dikutip blorakab.go.id, Rabu (20/7).

BACA JUGA:  Hobi Tanaman Hias Sukses Datangkan Cuan Bagi Syaiful Ahsani

Ngatman menyediakan beberapa kulit kambing siap pakai untuk dibuat hiasan dinding wayang.

Namun demikian, terkadang para pemesan membawa kulit kambing atau sapi sendiri.

BACA JUGA:  Kisah Sukses Lulusan SMKN Jateng di Jepang, Bisa Modali Orang Tua

Dia juga menerima jasa untuk memperbaiki wayang kulit.

Untuk menyelesaikan satu buah hiasan dinding wayang berbahan kulit kambing sapi atau kerbau, Ngatman membutuhkan waktu 1 minggu hingga 1 bulan.

BACA JUGA:  Jadi MUA Sejak Remaja, Annisa Sukses Biayai Kuliah dan Beli Mobil

Ini mulai dari menggambar sketsa, menatah (sungging), hingga mewarnai dan dipigura.

“Yang pesan itu untuk dibuatkan tokoh wayang kulit untuk hiasan dinding tanpa memotong kulit. Jadi bagian tengah yang dibuat tampilan satu atau dua wayang,” papar dia.

Jasa pembuatan hiasan dinding wayang, tergantung karakter wayang dan tingkat kerumitan dalam menyungging.

Jasa untuk satu buah hiasan dinding wayang, dengan 2 atau 3 tokoh wayang, senilai Rp750.000.

“Saya itu dahulu dalang wayang kulit. Tahun 1966 sudah laris sampai tahun 2000, sekarang sudah tua, menekuni membuat hiasan dinding wayang saja, dan menerima jasa perbaikan wayang kulit,” tutur Ngatman.

Ngatman bercerita dulu dia laris ditanggap wayang kulit untuk peringatan hari besar atau atau pun hajatan.

Namun demikian, kini dia tidak memiliki wayang dan gamelan sendiri.

“Tidak punya wayang sendiri. Kalau ada tanggapan, pinjam atau sewa wayang lengkap, dengan pakeliran serta gamelan, juga panjak (penabuh gamelan Jawa) serta sinden,” tutur dia.

Ngatman tingal bersama anak dan cucunya di Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban.

Sedangkan istrinya, sudah lama meninggal dunia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG