GenPI.co Jateng - Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah laporan kasus ini terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
Hepatitis akut ini memiliki gejala, antara lain perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), kulit menguning, dan terasa gatal.
Ada nyeri sendi atau pegal-pegal disertai demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut.
Penderita kemudian lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
"Kami meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa," ujar Ketua Umum PB IDI, dr. Moh Adib Khumaidi, Selasa (3/5).
Dari pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E.
Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus.
Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut.
"Kami pun meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila gejala di atas muncul pada pasiennya," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso.
IDAI juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan berhati-hati dan mencegah infeksi.
Caranya, mencuci tangan, meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya.
"Agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran kejang, lesu, demam tinggi memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News