GenPI.co Jateng - Dokter spesialis paru RS UNS Solo, Hendrastutik Apriningsih, mengatakan Mahasiswa ternyata rentan terkena tuberkulosis atau TB.
Ada sejumlah alasan kenapa mahasiswa menjadi rentan terserang TB.
Salah satunya lingkungan dan kebiasaan mahasiswa. Mahasiswa kelelahan sering kali lupa makan.
Hal ini membuat daya tahan tubuh mereka menurun, lebih-lebih untuk mahasiswa perokok pasif.
Kondisi ini membikin rentan terpapar kuman TB. Apabila terpapar, mahasiswa ini kini menjadi pasien TB.
Pengidap TB memiliki sejumlah gejala seperti batuk berdahak, batuk berdarah, dan nyeri dada.
Kadang penderita juga mengalami sesak napas dan demam.
Gejala ini akan dialami pasien selama lebih dari dua pekan.
Hendrastutik menyarankan agar mahasiswa yang mengalami gejala ini periksa ke dokter spesialis paru.
Dokter akan mendiagnosis dan menyarankan rontgen guna menegakkan diagnosis penyakit yang dialaminya.
Apabila hasil menunjukkan pasien mengidap TB, dia harus menjalani pengobatan minimal selama enam bulan.
“Kuman TB ini pintar. Minimal pengobatan 6 bulan. Jika tidak diobati, kuman kebal. Jika kuman sudah kebal, pasien tidak bisa diobati dengan obat TB standar,” kata Hendrastutik, dikutip uns.ac.id, Senin (4/4).
Dia mewanti-wanti pengobatan TB harus rutin mengonsumsi obat saban hari.
Jika tidak, kuman TB akan menjadi kebal dan pengobatan akan lebih panjang dan mahal.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News