GenPI.co Jateng - Konsumsi makanan cepat saji alias fast food harus dibatasi guna menghindari dampak negatifnya.
Fast food sekarang mudah ditemukan di mana saja, mulai dari yang kaki lima sampai yang restoran besar.
Sajian ini tak hanya memudahkan ketika sedang diburu-buru pekerjaan dan tak sempat memilih makanan yang lain yang diproses lebih lama, tetapi juga bikin ketagihan.
Namun, konsumsi fast food sebaiknya dibatasi.
Otak anak-anak yang terlalu banyak mengkonsumsi fast food dapat mengalami perubahan permanen.
Otak pada masa remaja sedang disempurnakan dan diperkuat.
Pada masa ini otak sangat reseptif dibentuk dan dikembangkan oleh pengaruh lingkungan luar, seperti diet.
“Oleh karena itu, otak pada masa remaja sangatlah rentan terhadap perubahan yang disebabkan pola makan dan perubahan ini bisa bertahan seumur hidup,” tulis Amy Reichelt dalam The Conversation.
Otak pada masa remaja juga menunjukkan berkurangnya kemampuan otak untuk melawan perilaku untuk menghadiahi diri sendiri, termasuk diet sehat.
Jadi, tidak aneh apabila remaja lebih menyukai makanan yang mudah didapatkan dan memuaskan secara instan, walau sudah diberikan nasihat tentang kesehatan.
Konsumsi makanan cepat saji dengan berlebihan pada usia remaja dapat mengubah perkembangan otak yang menyebabkan kebiasaan diet yang buruk.
Bahayanya, remaja jadi mudah diserang obesitas dan remaja yang obesitas cenderung akan tetap gemuk setelah dewasa.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News