GenPI.co Jateng - Membuang sampah berupa ponsel dan laptop tak boleh sembarangan untuk menekan dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
Ponsel dan laptop menjadi dua benda yang tak bisa ditinggalkan pada masa kini.
Mereka melengkapi kebutuhan harian, seperti berkomunikasi, bekerja hingga rekreasi.
Konsumsi kedua benda dari tahun ke tahun semakin tinggi seiring dengan tuntutan perubahan teknologi, dari luring menuju daring, dan juga gaya hidup.
Kerusakan kedua benda ini tak pelak juga akan terjadi seiring dengan intensitas tingkat operasinya.
Pembuangan sampah elektronik tidak bisa dilakukan seperti pembuangan sampah rumah tangga lainnya.
Sebab, sampah elektronik mengandung logam, kaca, plastik, dan material yang berbahaya untuk lingkungan, seperti merkuri dan berilium.
“Sampah elektronik yang dibuang dengan tepat akan membuat zat kimia beracun dapat mengkontaminasi air di sekitarnya,” tulis redaksi Sustainability dari Universitas Yale, dikutip dari Sustainability.yale.edu.
Oleh karena itu, beberapa hal ini perlu dilakukan sebelum membuang sampah elektronik:
Pertama, memperbaikinya untuk memperpanjang usia dan menghasilkan sampah elektronik yang lebih sedikit.
Lalu, memperpanjang usia walau perusahaan masa kini sering memberi insentif untuk membeli gawai baru dengan software terbaru.
Kemudian, jual bekas untuk memperpanjang usianya agar digunakan oleh orang lain atau agar suku cadangnya dapat didaur ulang.
Selaini itu, daur ulang apabila sampah elektronik tidak dapat digunakan kembali atau dijual bekas dengan mengirimkannya ke lokasi daur ulang terdekat.
Terakhir, lepas baterai dari alat elektronik sebelum daur ulang sampah elektronik dan pastikan mana baterai sekali pakai dan yang mana yang dapat diisi ulang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News