GenPI.co Jateng - Staycation dan workcation diprediksi masih akan menjadi tren liburan 2022 di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini seiring dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental terutama pada pandemi ini.
Staycation menjadi pilihan untuk melepas penat di tengah berkurangnya kesempatan untuk liburan ke tempat yang jauh demi meminimalkan risiko persebaran Covid-19.
"Ternyata ini merupakan salah satu tren yang berkembang karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental cukup tinggi," kata Chief Marketing Officer Traveloka, Shirley Lesmana, Jumat (25/2).
Pencarian staycation di mesin pencari naik 10 kali lipat di masa pandemi Covid-19 dibandingkan dengan sebelumnya.
Tren lainnya adalah workcation, yakni work dan vacation artinya bekerja di tempat liburan.
Gaya hidup ini didorong lantaran berbagai perusahaan yang menerapkan kebijakan pekerjaan yang lebih fleksibel sehingga karyawan tak perlu datang ke kantor.
Kebanyakan pengguna mencari akomodasi selain hotel, yaitu mulai dari resor, vila hingga glamping.
"Sebelum pandemi, dominasi perjalanan ke luar negeri. Saat pandemi yang populer staycation. Tahun lalu staycation jadi primadona saat orang butuh refreshing," imbuh dia.
Selain itu, di masa pandemi masyarakat mau tidak mau harus beradaptasi dengan dunia digital.
Alhasil, produk digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Para pengguna pun menginginkan berbagai layanan kebutuhan misalnya untuk staycation dalam satu aplikasi.
"2020 pas pandemi akhirnya bisa dibilang orang-orang pindah ke digital, 2021 penggunaan semakin sering dan banyak penggunaan,” jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News