GenPI.co Jateng - Orang tua muda seringkali kesulitan mengatasi anak yang mendadak tantrum, mulai dari menjerit, menangis, hingga berguling-guling di tempat umum.
Tantrum, dikutip dari The Conversation, merupakan bagian dari perkembangan anak normal. Tantrum dialami anak-anak pada usia satu hingga empat tahun dan memuncak pada usia dua tahun.
Tantrum terjadi karena beragam alasan seperti anak menginginkan sesuatu, ingin menghindari sesuatu, ingin perhatian, hanya frustasi, atau tiba-tiba meledak tanpa provokasi apapun.
Keluarga yang memiliki anak yang tantrum juga dapat terdampak hingga memiliki masalah mental seperti kecemasan dan depresi.
Tak jarang, orang tua harus mencari bantuan psikiater untuk mengatasi masalah tersebut.
Walaupun demikian, mengatasi tantrum pada anak bisa dilakukan dengan sejumlah tips sederhana berikut ini.
Berusaha menghindari dan memberikan pilihan dalam pembuatan keputusan anak.
Upaya ini akan mendorong independensi anak, tetapi masih dapat diterima orang tua.
Berikutnya, mengatur waktu makan dan tidur agar rutin.
Rutinitas membantu menghindari ledakan emosi karena lapar, letih, dan sumber frustasi bagi anak.
Orang tua perlu mendorong anak untuk mengekspresikan emosi mereka dalam kata-kata untuk mengajarkan literasi emosional.
Memberikan perhatian positif kepada anak.
Kemudian, beri waktu untuk menenangkan diri untuk diri sendiri dan anak agar tidak memanaskan situasi dan membuat tantrum sebagai aktivitas produktif.
Beri anak pelukan. Pelukan berfungsi sebagai afiliasi pascatantrum, yang mengisyaraktkan krisis sudah berakhir dan fase tantrum akan berlalu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News