GenPI.co Jateng - Orang-orang sepanjang hidupnya mencari kebahagiaan, bahkan “kebahagiaan” menjadi kata kunci populer di Google selama masa pandemi.
Namun, pencarian kebahagiaan ini tak selalu berakhir baik, melainkan bisa buruk. Kenapa demikian?
Pencarian kebahagiaan ternyata dapat membuat orang semakin egois, sebagaimana dikutip dari The Conversation.
Pencarian kebahagiaan membuat orang mencari kenikmatan yang bisa mengorbankan yang lain, seperti menyalakan AC seharian atau mengebut sehingga mengorbankan lingkungan.
Menurut Akademisi dari RSCI University of Medicine and Health Sciences, Christian van Nieuwerburgh dan Jolanta Burke, mengatakan pencarian ini membuat orang semakin merasa kesepian.
Sebab, pencarian ini justru membuat orang menyadari bahwa dirinya tidak bahagia.
Semakin manusia menilai tinggi kebahagiaan, orang justru semakin kecewa dengan kondisi yang ia alami.
“Situasi ini juga membuat situasi “tidak bahagia” adalah sesuatu yang salah dan memicu stres yang lebih lanjut,” tulis Christian dan Jolanta Burke.
Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Sebagai ganti dari mencari kebahagiaan, orang dapat meningkatkan well-being, situasi yang berhubungan dengan orang lain, tujuan hidup, rasa pencapaian, dan harga diri.
Caranya meliputi memenuhi kebutuhan dasar manusia, melakukan aktivitas yang menyenangkan, memelihara hubungan yang positif, berkontribusi pada komunitas, dan lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News