GenPI.co Jateng - Kelainan jantung bawaan terjadi sejak lahir bahkan terdeteksi sejak seorang ibu memeriksakan kandungannya menggunakan Ultrasonografi (USG).
Gejala umumnya terlihat misalnya bayi terengah-engah saat sedang disusui, merasa kurang nyaman, dan sering berhenti.
Meski demikian, tak serta-merta bayi yang mudah terengah-engah artinya memiliki masalah jantung.
“Harus dikaji dulu penyebabnya. Ini salah satu gejala yang harus diperhatikan,” kata dokter spesialis anak RS UNS Solo, Maria Galuh, dikutip Uns.ac.id, Sabtu (12/2).
Selain itu, kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan rekomendasi dan gagal tumbuh menjadi indikator lain yang dipicu adanya kelainan jantung pada anak.
Gejala lainnya berupa batuk pilek berulang, rada berulang dan sederet gejala lainnya.
Maria menjelaskan faktor risiko kelainan jantung bawaan umumnya tidak diketahui. Namun, sebagian kasus kerap dikaitkan dengan faktor genetik.
Ada pula faktor lain misalnya ibu yang menderita diabetes melitus saat hamil, mengonsumsi alkohol dan merokok.
Penggunaan obat-obatan saat hamil juga berisiko terhadap kelainan jantung bawaan pada anak.
“Paparan asap rokok seringkali tidak disadari juga menyebabkan kelainan jantung bawaan,” ujar dia.
Sejumlah jurnal menyebutkan nikotin menurunkan kadar oksigen hingga 30-40 persen.
Hal ini mengganggu penyerapan nutrisi yang penting bagi tubuh misalnya kalsium, vitamin, mineral dan lainnya.
Padahal, nutrisi ini penting untuk mendukung proses pembentukan anatomi jantung terutama pada trimester pertama kehamilan.
“Pada bayi/anak yang lebih besar dapat menyebabkan BB seret dan menjadi stunting di kemudian hari karena nikotin berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tulang,” sambung Maria.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News