GenPI.co Jateng - Stres dan kecemasan (anxiety) kerap kali dianggap sebagai hal yang sama.
Padahal kedua hal ini memiliki perbedaan meski sama-sama berdampak pada fisik dan mental.
Psikolog klinis India dan pendiri Talk To Me, Narendra Kinger mengatakan meskipun seseorang dapat memicu timbulnya stres dari dalam diri sendiri melalui self-talk negatif, sikap pesimis, atau kebutuhan untuk perfeksionisme, namun tetap lebih banyak berasal dari faktor eksternal.
"Terlalu banyak tanggung jawab atau proyek kerja berisiko tinggi biasanya dapat memicu respons stres. Kecemasan, di sisi lain, sebagian besar bersifat internal dan tergantung pada bagaimana Anda bereaksi terhadap stres," ujar Kinger dilansir Indian Express, Selasa (1/2).
Stres selalu terjadi karena ada faktor pemicu eksternal. Sedangkan kecemasan tidak perlu ada pemicu.
Cemas bisa muncul karena kekhawatiran tentang sesuatu yang dipikirkan terkait dengan yang akan terjadi di masa depan.
Kecemasan adalah kekhawatiran sesuatu tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, stres berlangsung sampai kejadian tersebut teratasi.
Akan tetapi, kecemasan dapat berlangsung lama dan bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Adapun gejala stres seperti murung, lekas marah atau marah, merasa kewalahan, pusing, kesepian, mual dan perasaan tidak bahagia secara umum.
Sementara kecemasan ada perasaan gelisah, tegang, gugup, dan perasaan takut secara umum.
"Baik stres maupun kecemasan memiliki gejala umum seperti peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat, dan sakit perut atau sembelit, tetapi seperti yang Anda lihat, keduanya berbeda dalam semua aspek lainnya," jelas psikolog konseling, Mind Talk, Rumah Sakit Cadabams, Bengaluru, Shireen Stephen.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News