GenPI.co Jateng - Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama pandemi Covid-19 tak selamanya menyenangkan.
Banyak orang yang justru mengalami masalah tulang leher karena bekerja selama berjam-jam.
Spesialis bedah ortopedi dan konsultan tulang belakang dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Didik Librianto, mengatakan tren bekerja dari rumah selama pandemi telah meningkatkan kasus masalah tulang leher.
"Daerah ini paling banyak mendapat pressure saat melakukan kegiatan WFH seperti kegiatan bersama komputer, presentasi, dan meeting. Banyak yang melakukan meeting hingga berjam-jam, setelah itu masih harus mengetik atau mengerjakan tugas. Kadang-kadang tanpa istirahat," kata dia, Sabtu (22/1).
Menurut dia, tulang leher memiliki ukuran yang lebih kecil dan fleksibel, namun rentan akan stres berulang dan cedera ringan.
Selain terlalu lama berada dalam satu posisi saat WFH, kebiasaan tidur dengan satu posisi terus menerus juga akan menyebabkan masalah di daerah tersebut.
Didik menjelaskan jika seseorang mengalami masalah tulang leher, keluhan yang diutarakan seputar leher pegal, kaku leher, sakit leher lokal atau menjalar, leher bungkuk, gangguan keseimbangan, dan kelemahan anggota gerak.
Akibatnya, telapak tangan menjadi lemah, mengancing baju sulit, memegang pulpen sering jatuh, hingga tulisan tangan yang dulunya rapi sekarang jadi berantakan.
Ini adalah gejala awal dari gangguan di leher yang mengakibatkan otot menjadi lemah.
Selain itu, ada 3 keluhan yang biasanya timbul di leher, yaitu nyeri aksial, radikulopati cervical, dan mielopati cervical.
Nyeri leher aksial dirasakan di leher, belikat, atau punggung bagian atas. Radikulopati cervical merupakan nyeri yang menjalar dari leher ke pundak, telapak tangan, dan jari-jari.
Sedangkan mielopati cervical dapat menyebabkan tangan terasa lemah.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News