GenPI.co Jateng - Para pengunjung yang ingin naik Candi Borobudur nantinya diwajibkan memakai sandal Upanat.
Nah, salah satu perajin sandal ini adalah Basiyo yang sudah lama memproduksi sandal sejak tahun 1997 dengan merek BW Craft Borobudur.
Basiyo mendapat panggilan dari Kantor Balai Konservasi Borobudur untuk mengikuti diskusi Konservasi Untuk Penyelamatan Kaki Candi.
"Saya membawa sampel sandal yang saya buat. Dari sampel itu lalu diuji coba di lab Balai Konservasi Borobudur, untuk mengetahui gesekan sandal yang saya bawa bagaimana terhadap batu. Nah, dari gesekan itu batunya utuh, yang aus alasnya sandal yang saya bawa," dikutip beritamagelang.id, Senin (20/2).
Seperti diketahui, keausan pada Candi Borobudur tidak hanya disebabkan oleh faktor alami, tetapi juga dari pengunjung.
Maka dari itu, Balai Konservasi Borobudur membuat sandal khusus untuk menaiki Candi Borobudur, yakni sandal Upanat.
"Waktu itu saya diajak Pak Bram, beliau pegawai Balai Koservasi Borobudur, itu saya dibawa ke Candi (Borobudur). Ditunjukkan relief Karmawibangga panel 150. Relief itu menceritakan dua orang mempersembahkan alas kaki kepada Brahmana. Nah alas kaki itu disebut upanat. Makanya sandal ini dinamakan Upanat," papar dia.
Saat ini, sudah ada 8 perajin sandal Upanat yang telah mendapatkan pelatihan dari Balai Konservasi Borobudur.
Adapun bahan sandal ditentukan menggunakan bahan daun pandan.
Bahan pandan didapatkan di Desa Kenalan, Borobudur, karena sudah ada kelompok khusus perajin tikar pandan.
"Harapannya, ketika sudah diizinkan menaiki Candi Borobudur bagi wisatawan, kebutuhan upanat sekitar 1.200 pasang/hari dengan goodie bag dapat terpenuhi," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News