Absen Gegara Pandemi, Begini Tradisi Padusan di Boyolali Sambut Ramadan 2023

Absen Gegara Pandemi, Begini Tradisi Padusan di Boyolali Sambut Ramadan 2023 - GenPI.co JATENG
Tradisi padusan di Kabupaten Boyolali kembali digelar di Umbul Ngabeyan Pengging, Kecamatan Banyudono, Selasa (21/3), setelah sempat mandeg karena pandemi covid-19. (Foto: Diskominfo Boyolali)

GenPI.co Jateng - Tradisi padusan di Kabupaten Boyolali kembali digelar di Umbul Ngabeyan Pengging, Kecamatan Banyudono, Selasa (21/3), setelah sempat mandeg karena pandemi covid-19.

Tradisi ini diawali dengan pawai rombongan Mas dan Mbak Boyolali diikuti Forkopimda dengan menaiki 6 kereta kuda.

Mereka menuju Umbul Ngabeyan untuk memulai acara puncak, yakni siraman.

BACA JUGA:  5 Rekomendasi Tempat Padusan di Semarang, Bikin Badan Sehat dan Segar

Acara siraman dilakukan Bupati Boyolali, M Said Hidayat dan Ketua TP PKK Kabupaten Boyolali, Desy M Said Hidayat kepada Mas dan Mbak Boyolali tahun 2022, yakni Faiz Pribadi dan Dina Putri Amelia.

Bupati Said berharap tradisi padusan jelang Ramadan 2023 ini mampu dijaga dengan tetap menjaga kearifan lokal dan budaya.

BACA JUGA:  Pemkab Boyolali Izinkan Padusan, Asal Aturan Ini Wajib Dipatuhi

“Kita harapkan kita semua dapat terus menjaga naluri budaya kita bahwa adat istiadat yang merupakan kekayaan tradisi lokal kita, ini harus secara bersama kita pertahankan,” kata Said, dikutip jatengprov.go.id.

Tradisi padusan merupakan salah satu cara membersihkan diri sebelum memasuki Ramadan 2023.

BACA JUGA:  Ini Tips Mengontrol Asupan Gula saat Puasa Ramadan Biar Tak Berlebihan

“Acara padusan adalah dalam rangka membersihkan badan, artinya raga kita, sebelum kita masuk pada bulan suci Ramadan 1444 Hijriah,” ungkap Said.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya