Minyak Goreng Mahal, Pengusaha Genteng Ikut Terdampak, Kok Bisa?

Minyak Goreng Mahal, Pengusaha Genteng Ikut Terdampak, Kok Bisa? - GenPI.co JATENG
Sejumlah perajin genteng di Demakan, Mojolaban.(Foto: Desty Luthfiani/GenPI.co)

GenPI.co Jateng - Kenaikan dan kelangkaan harga minyak goreng tidak hanya merugikan penjual makanan, tetapi juga perajin genteng di Demakan, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Salah satu pengusaha genteng, Prihatini, mengatakan minyak goreng ini dipakai sebagai olesan cetakan genteng agar tanah liat tidak lengket.

"Harga minyak goreng naik, minyak bibit juga naik sekarang mencapai Rp 27.000," kata dia, saat ditemui GenPI.co, Sabtu (19/3).

BACA JUGA:  Operasi Pasar Pemkot Solo: 3.000 Liter Minyak Goreng Ludes 2 Jam

Perajin genteng ini turut mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang juga berdampak pada minyak bibit.

Minyak bibit ini diketahui juga merupakan produk dari sawit.

BACA JUGA:  Disdag Solo Fokus Pantau Harga Minyak Goreng Curah

Minyak bibit digunakan bersamaan dengan solar.

Meski hanya sebagai olesan, penggunaan minyak ini tergolong cukup banyak.

BACA JUGA:  Habis Harga HET Terbit, Hilang Minyak Goreng Curah di Batang

Dia berharap kelangkaan teratasi dan harga minyak goreng ini kembali normal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya