GenPI.co Jateng - Wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam sangat tinggi.
Hal ini sebagai konsekuensi letak geografis salah satu kabupaten di Soloraya ini yang masuk zona merah bencana alam.
Dikutip wonogirikab.go.id, Jumat (19/11), bencana yang kerap terjadi di Wonogiri, antara lain angin ribut, tanah gerak, tanah longsor, tanah ambles, hingga banjir.
“Potensi kebencanaan dapat muncul setiap waktu dan kesiapan dalam menghadapinya sangat penting demi menghindari jatuhnya korban jiwa atau kerusakan yang menimbulkan kerugian berupa harta atau benda,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, dalam Apel dan Sarasehan Kesiapsiagaan Bencana, di Alun-Alun Giri Kridha Bhakti, Kamis (18/11).
Dalam menghadapi bencana ini, selain alat dan perlengkapan yang disiapkan juga kehadiran tim siaga bencana dan para relawan.
Para relawan berasal dari berbagai organisasi masyarakat. Ada pula Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) hingga di tingkat desa/kelurahan.
Keberadaan mereka dalam penanganan bencana alam, membuat kejadian di Wonogiri segera tertangani dengan baik.
Pemkab Wonogiri mencatat pada 2020 ada 93 kejadian bencana dengan total kerugian mencapai Rp 1,287 miliar. Sedangkan pada 2021, hingga November ada 7 bencana dengan kerugian sebesar Rp22 juta.
“Segenap perangkat pemerintahan memiliki kewajiban yang sama untuk bersinergi dalam penanganan bencana alam, diawali dengan membangun kesadaran untuk tetap hidup dengan aman di wilayah zona merah bencana alam,” imbuh dia.
Wakil Bupati, Wonogiri Setyo Sukarno, mengimbau diperlukan pemetaan wilayah potensi rawan kebencanaan. Selanjutanya, data ini diinformasikan kepada masyarakat sehingga ada tindakan antisipatif.
“Anak-anak diberikan pemahaman tinggal di wilayah rawan bencana, tindakan apa yang harus dilakukan manakala berhadapan dengan situasi yang kritis,” jelas dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News