GenPI.co Jateng - Para delegasi peserta terkesan dengan Kota Solo yang ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20.
Mereka diajak ke sejumlah tempat yang bersejarah yang merupakan ikon Kota Solo dan sekitarnya.
Salah satunya adalah agenda Welcoming Dinner yang digelar di De Tjolomadoe di Kabupaten Karanganyar pada Selasa (29/3) malam.
De Tjolomadoe merupakan bekas pabrik gula yang berdiri pada 1861 dan kini beralih menjadi museum.
“Ketika datang ke bekas pabrik gula, kami sangat menikmati pertunjukannya dengan kostum yang berwarna warni dan kelihatannya sangat rumit, namun begitu cantik,” tutur Asisten Director International Trade Cluster Ministry of Trade and Industry Singapura, Gowri Shankar Gokulan, dalam siaran pers, Kamis (31/3).
Dalam agenda Welcoming Dinner, para peserta juga diajak mengunjungi museum dan peninggalan salah satu pabrik gula terbesar di Indonesia tersebut.
“Kami merasa sangat disambut. Kami benar-benar mengapresiasi bahwa Indonesia telah bekerja keras untuk menyambut kami disini dan kami sangat berterima kasih untuk itu,” imbuh Mr. Gokulan.
Pada 1930, produksi gula di Indonesia mencapai kejayaan dengan mencatatkan rekor sebesar 30 juta ton, menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba.
“Kunjungan ke bekas pabrik gula yang pernah jaya ini diharapkan dapat menguatkan semangat berinovasi untuk bangkit dan pulih bersama, menjalani babak baru yang penuh harapan,” tutur Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko SA Cahyanto.
Sebanyak 41 delegasi dari negara-negara anggota G20, perwakilan organisasi-organisasi internasional, serta negara undangan hadir dalam kegiatan tersebut.
Selain membahas isu-isu prioritas TIIWG G20, para delegasi juga akan mengikuti sejumlah agenda budaya yang telah dipersiapkan oleh Kementerian Perindustrian sebagai penyelenggara.
Nuansa kebudayaan lokal dan kuliner khas Solo disuguhkan selama rangkaian kegiatan berlangsung.
Mulai dari hidangan khas solo seperti seperti Selat Solo, Nasi Liwet, maupun Cabuk Rambak, pakaian batik yang dikenakan para delegasi, juga sejumlah kerajinan dan kesenian tradisional seperti batik tulis dan wayang kulit yang dipamerkan di sekitar area sidang.
Para delegasi juga diajak untuk menikmati keindahan Kota Solo yang terawat budayanya dalam Solo City Tour dengan menggunakan kereta uap Jaladara.
Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan dua destinasi dalam Solo City Tour, yakni Batik Danar Hadi dan Loji Gandrung.
Kemenperin sebagai penyelenggara kegiatan mengatur penerapan protokol kesehatan dengan kebijakan bubble bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan.
Selain itu, setiap hari, para delegasi, panitia, jurnalis, dan para pendukung kegiatan mengikuti tes rapid antigen sebelum memasuki tempat penyelenggaraan kegiatan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News