Rara Pawang Hujan MotoGP Mandalika Viral, Ternyata Anggota Ini

26 Maret 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Rara Isti Wulandari viral setelah didapuk sebagai pawang hujan pada ajang balap dunia MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, akhir pekan lalu.

Aksi Rara viral lantaran melakukan ritual menghentikan hujan di saat event balap kelas dunia itu tengah berlangsung.

Rara ternyata diketahui ikut organisasi Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI).

BACA JUGA:  Tenang Bu! Puasa, Polda Jateng Jamin Stok Minyak Goreng Aman

"Mbak Rara pawang hujan itu adalah salah satu anggota kami. Si Rara dia itu dulu aslinya orang Jogja, tapi sekarang menetap di Bali itu anggota kami,” kata Ketua DPD FKPPAI, Ki Joni Asmoro, kepada GenPI.co, Sabtu (26/3).

Joni menjelaskan grup ini sudah menjadi komunitas paranormal legal dan berizin atas bimbingan Jenderal (Purn) Wiranto.

BACA JUGA:  BMKG Prakirakan Wilayah Jateng Ini Masuki Kemarau April 2022

"Alhamdulillah kami resmi di mata hukum kami punya SK Menkumham jadi kami memang bergandengan dengan pemerintah jadi kami bukan organisasi abal-abal,” papar dia.

Joni menambahkan sebenarnya istilah pekerjaan yang mereka jalani bukan pawang hujan yang bertugas memindah atau menghentikan hujan.

BACA JUGA:  Ini Dia Blangkon Jateng, Program Ganjar yang Disinggung Jokowi

"Itu sebenarnya gini kan, kalau bahasa kami itu memindah hujan atau menghentikan hujan itu kan tidak bisa itu sudah kodrat Allah yang sebenarnya kami lakukan adalah ngomong dengan alam manusia akan selalu diberi kemampuan untuk itu," ungkap dia.

Menurut dia, yang dilakukan Rara dan rekan-rekannya hanya berdoa kepada Tuhan dengan bahasa mereka yang kemudian dikabulkan.

"Orang luar mengejar atau mengartikan kami lah pawang hujan. Sebenarnya kami bukan pawang hujan pawang gaib atau pawang apa pun hanya berkomunikasi dengan alam, istilahnya kita berdoa dengan alam," tutur dia.

Mereka memiliki kemampuan dengan berdoa dan kemudian dikabulkan oleh Tuhan agar hujan itu tidak jadi turun.

Joni menilai apa yang dilakukan komunitasnya bukan ilmu, melainkan keyakinan.

"Ini bukan ilmu, tapi ini bahasa alam, yaitu bahasa keyakinan kami dengan keyakinan itu bisa mengantarkan energi orang yang akan kami tuju nanti akan datang pada kami," jelas dia.

Selain itu, ritual pawang hujan anggota mempunyai cara yang berbeda-beda setiap daerahnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG