GenPI.co Jateng - Program yang termuat dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Klaten 2023 fokus pada atasi kemiskinan.
Kemiskinan di Klaten melonjak sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun terakhir.
Pada 2020, perekonomian mengalami kontraksi hingga minus 1,18 persen akibat pandemi.
Hal ini turut mengerek angka kemiskinan 12,89 persen. Pada 2021, angka kemiskinan ini naik 0,6 persen menjadi 13,89 persen.
Hal inilah yang menjadi fokus pada pembahasan Musrenbang 2023.
Bupati Klaten, Sri Mulyani meminta angka itu harus terus dibedah sebagai penentu kebijakan dan prioritas pembangunan selanjutnya.
“Walaupun dari empat indikator Kabupaten Klaten baik, hanya 1 indikator yang menjadi catatan bersama. Yaitu di angka kemiskinan yang mengalami kenaikkan,” kata dia dikutip Klatenkab.go.id, Rabu (16/3).
Dia menjelaskan indikator kemiskinan harus dibedah dan diukur kepada indikator miskin dan tidak miskin.
Dengan demikian, penggunaan anggaran perubahan bisa diarahkan untuk program pengentasan kemiskinan sesuai kebutuhan.
PJ Sekda Klaten, Jajang Prihono, mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klaten melebihi angka di provinsi maupun nasional.
Hal ini merupakan tren positif setelah dilanda pandemi Covid-19 lebih dari setahun.
“Namun menjadi kontradiktif manakala melihat angka kemiskinan,” ujar dia.
Anomali ini yang menurut dia harus dicari benang merah antara keduanya.
Dugaan yang diajukannya adalah apakah ada kesalahan data atau perlu penentuan indikator kemiskinan.
“Kalau benar angkanya, maka perlu adanya intervensi terkait dengan penanganan kemiskinan,” sambung Jajang.(*).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News