GenPI.co Jateng - Ahli membudidayakan tanaman hias tertanya bisa mendatangkan cuan bagi Atik Susilowati, perempuan asal Lemah Ireng, Pelemgadung, Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Berbekal pengalaman selama menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan, kini Atik memiliki bisnis tanaman hias.
Dia bermodal nekad membuka usaha sendiri dengan menekuni bisnis flora ini.
“Saya tidak mau kerja di luar negeri lagi, makanya saya berpikir bisnis apa yang bisa membawa keuntungan bagi saya, dan kebetulan saya di Taiwan bekerja di bidang pertanian organik dan perkebunan buah jadi saya terapkan ilmunya untuk berjualan tanaman di sini,” kata dia, dikutip sragenkab.go.id, Senin (14/3).
Ide bisnis Atik ini muncul berawal dari kegelisahan melihat rumahnya yang gersang waktu kali pertama pulang dari luar negeri.
Dia kemuain menanami halaman depan rumahnya menggunakan benih sayuran yang dibawa dari Taiwan.
Setelah beberapa bulan tanaman itu tumbuh, ada orang yang melihat dan tertarik untuk membeli semua tanaman yang Atik tanam di pekarangan rumahnya.
Saat itu total 3 mobil yang digunakan pembeli untuk memborong tanaman yang Atik tanam di polybag tersebut.
“Waktu itu saya berpikir sayuran yang iseng ditanam di polybag saja bisa menghasilkan uang, apalagi tanaman lain dan tanaman tersebut dikembangkan, pasti lebih menguntungkan,” ungkap dia.
Atik sempat buka lapak di pinggir jalan, dengan menggunakan keranjang.
Kini dia memiliki kios sendiri dengan nama Naima Flora yang berlokasi di selatan Pasar Bunder Sragen.
Omzetnya pun tidak main-main, dia bisa meraup keuntungan rata-rata Rp 500.000 per hari.
Pelanggannya datang dari berbagai kota di Indonesia hingga luar negeri.
Atik membuktikan dengan kerja keras dan ketekunannya dia mampu mencapai pasar internasional lewat tanaman hias.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News