GenPI.co Jateng - Presiden Joko Widodo mengeluhkan kesulitan situasi keuangan akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini semakin sulit dengan adanya perang Ukraina dan Rusia.
"Bu Menteri keuangan sudah memberi gambaran betapa sulitnya situasi keuangan saat ini. Betapa tidak gampangnya mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mengelola situasi yang sangat extra ordinary ini,” kata Presiden dalam pidatonya di Dies Natalis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Jumat (11/3).
Presiden menyebut situasi ini tidak gampang bagi semua negara.
Negara dihadapkan dengan disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0.
“Semua negara tergagap-gagap. Dihantam lagi oleh disrupsi akut karena pandemi yang tidak kita duga-duga, tambah pusing kita semua, semua negara tambah pusing," ungkap Jokowi.
Kesulitan finansial akibat pandemi belum selesai, sekarang ini ditambah perang antara Ukraina dengan Rusia.
Kondisi yang demikian ini sangat memengaruhi perekonomian dunia.
"Pusingnya belum reda tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi betapa lagi pengelolaan Ibu Menteri betapa sangat sulitnya, ekonomi betapa sangat sulitnya," imbuh dia.
Meski mengalami kesulitan ekonomi, mantan Wali Kota Solo ini menilai perekonomian di Indonesia masih mending jika dibandingkan dengan negara lain.
"Tetapi, alhamdulillah kita bisa menjalaninya, mengelola keuangan, mengendalikan Covid-19 dengan baik kalau dibandingkan dengan negara-negara lain," tutur dia.
Di sisi lain, dia bercerita dua petinggi negara asing, yakni Kanslir Jefrman dan Perdana Menteri Kisida dari Jepang meneleponnya dan mengeluhkan hal serupa.
"Pandemi yang belum rampung, kemudian ada tambahan perang sehingga semuanya menjadi sulit diprediksi, sangat sulit diprediksi. Hal-hal yang dulu yang tidak diperkirakan semuanya muncul. Kelangkaan energi, sekarang semua negara mengalami," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News